Kasus Rasisme Yang Pernah Menimpa Para Pemain Bola Internasional Soccer by Soccer Hunter - July 23, 2018 Kasus rasisme yang terjadi memang semakin marak terjadi belakangan inI. Rasisme merupakan suatu tindakan yang memojokkan suatu pihak yang memiliki kepercayaan dan kebudayaan yang berbeda. Misalnya saja kasus rasisme orang kulit putih yang ditujukan kepada orang kulit hitam. Orang kulit hitam dianggap tidak layak untuk bersosialisasi dengan kaum kulit putih karena pada jaman penjajahan dulu, orang kulit hitam menjadi korban perbudakaan sehingga dianggap kasta yang dimiliki lebih rendah dari kasta lainnya. Dalam dunia sepakbola Internasional, tindakan rasisme juga kerap terjadi. Biasanya tindakan rasisme dilakukan oleh para supporter yang hadir di stadion. Beberapa tindakan yang biasa dilakukan adalah melemparkan botol, bekas minuman, ejekan, spanduk yang bersifat memancing emosi atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan sikap rasisme. Dibawah ini kami rangkumkan beberapa kasus rasisme yang pernah dialami oleh pemain sepakbola dunia. Kasus pertama jatuh pada Everton Luiz yang bermain di liga Serbia. Everton merupakan pemain asal Brasil yang bergabung dengan klub Partizan Belgrade. Sang pemain pernah mendapatkan perlakuan rasisme dari para pendukung Rad Belgrade. Bahkan tindakan rasisme yang terjadi berlangsung selama 90 menit penuh. Melihat hal tersebut, Everton Luiz tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap supporter Rad Belgrade. Ia bahkan menangis ketika pertandingan usai dan mengatakan bahwa dirinya mencintai Serbia dan meminta semua orang untuk berhenti bersikap rasisme. Kevin Prince Boateng juga tidak luput dari tindakan rasisme saat ia bermain untuk klub Italia, AC Milan pada tahun 2013 silam. Kala itu AC Milan tengah bertanding dengan klub Pro Patria. Sayangnya supporter Pro Patria melakukan siulan-siulan sembari menyanyikan lagu yang bersifat rasisme. Boateng yang tidak senang dengan tindakan rasisme lantas menendang bola kearah para pendukung Pro Patria sembari berjalan meninggalkan lapangan. Karena masalah rasisme tersebut, klub Pro Patria mendapatkan hukuman untuk melakukan pertandingan tertutup tanpa kehadiran supporter mereka. Tindakan yang dilakukan Boateng mendapatkan pujian dan dukungan dari para pemain sepakbola lainnya. Penggawa AS Roma, Gervinho juga mendapatkan perlakuan yang serupa. Ia dilempari balon berbentuk pisang oleh para supporter ketika berhadapan dengan Feyenoord pada kompetisi Liga Eropa musim 2014/15 lalu. Melihat tindakan rasisme yang dilakukan supporter Feyenoord, Gervinho meminta UEFA untuk menjatuhkan hukuman bagi Feyenoord yang melakukan tindakan rasisme secara terbuka di lapangan. Akibat tindakan tersebut, Feyenoord dikenakan denda sebesar 50.000 Euro dan mendapat hukuman bertanding tanpa supporter sebanyak satu pertandingan.